Kisah Inspiratif


Sebait Kisah dari Krian
               
 
 Keren, pintar, cantik dan tentunya punya segudang prestasi.  Itulah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Cewek kelahiran Bangkalan 20 tahun lalu itu berkekuatan super. Bagaimana tidak, setiap hari puluhan kilometer  ia tempuh dengan teman sejatinya, bus. Ia berangkat dari Krian Sidoarjo ketika matahari baru saja muncul dari peraduannya dan pulang dikala langit sudah gelap. Sidoarjo menjadi tempatnya kini setelah sekian lama ia tinggal di pulau garam. Luluk Jannah yang akrab dipanggil Jeny adalah mahasiswa idealis menurut kebanyakan orang. Cewek yang kadang tomboy dan feminim menurutnya moodnya ini adalah aktivis kampus yang prestasi akademiknya tetap berada di puncak. Sejak semester 2 sampai semester 4 IPK nya tetap tertinggi.
                Mahasiswi yang hobi menulis  dan menggambar ini adalah anak rumahan. Ia tak pernah keluar rumah jauh sehingga ia merasa sedikit takut ketika pertama kali berangkat ke kampusnya yang ada di Jombang. Ia sempat merasa tidak ingin kuliah ketika dibentak  panitia pada pra Oscar di kampusnya. Hambatan tak hanya berhenti disitu saja. Ia harus berjuang melawan rasa mualnya ketika berada di dalam bus.
                Ia bercita-cita menjadi seorang guru, seperti kata-kata guru yang menginspirasinya. No doctor without teacher no policeman without teacher no sailor without teacher and no teacher without teacher. Jenny sering membantu orang tuanya berjualan buah di pasar. Perjuangan berat dan keras yang ia dapat sejak kecil membuatnya menjadi pribadi tangguh. Ketangguhannya terbukti ketika ia menjabat sebagai ketua Rayon FBS periode 2014/2015.

                Jenny, si penyuka warna merah biru dan kuning mengatakan bahwa motivasi terbesarnya adalah karena cinta kepada ilmu. “Saya tidak punya motivasi apapun, semua saya lakukan karena cinta, cinta kepada ilmu” tutur anak kelima dari enam bersaudara ini. Motto hidup dari Jenny sepertinya bisa menginspirasi siapapun. No one is want to lose, everyone is want to win, and the biggest difference is that separates the one from the others, is the willingness to learn to change and to grow. (Nanda Ruli Maulidiyah/sastra Inggris/5)

Comments