Skripsweet : Sindrom Sempro

                Assalamualaikum, udah lama nih guys gak ngeblog. Kali ini saya mau nulis kisah saya ketika terkena sindrom sempro alias seminar proposal. 
                Pagi, udara cukup membuat tulang tertusuk. Hujan yang turun semalam tadi jejaknya masih terlihat di bumi. Tanah dan jalanan masih basah. Dengan semangat 45 aku berangkat ke kampus tercinta. Rasa kantuk tak terasa meski semalaman harus belajar sebagai persiapan seminar proposal atau sempro hari ini. Alhamdulillah, hari Senin barokah ini, Allah memberikan kelancaran. Sebetulnya mau dibilang siap ya siap dibilang tidak ya tidak. Aduh ceritanya panjaaaaaanggg sekali.
                Sejak awal pendekatan penelitianku adalah pragmatics. Namun karena ada sesuatu hal aku harus pindah ke sociolinguistics. Peralihan dari pragmatics ke sociolinguistics cukup membuatku kalang kabut. Dosen pembimbing keduaku baru saja melahirkan. Kami yang dibimbing beliau baik pembimbing satu atau dua sowan ke rumah beliau di Nganjuk. Kami berlima layaknya pembalap di jalanan. Valentino Rossi dan Mark Marques lewat. Langit mulai mendung mengiringi perjalanan kami.Kami tak tahu pasti kediaman beliau. Untunglah pernah KPM di Nganjuk membawa berkah tersendiri buat kami. Tanya sana sini akhirnya ketemu juga. Menjenguk putra beliau sambil bimbingan . Alhamdulillah beliau sangat welcome kepada kami. Berbagai suguhan beliau hidangkan, bahkan kami diberi makan. Subhanallah, kami sangat bersyukur.  Di tengah-tengah bimbingan ada sesuatu yang membuatku cukup shock.
                Betapa tidak, baru kemarin pragmatics diganti sociolinguistics tapi lima hari lagi aku harus sempro sebagai the first presenter. Sekpro Sastra Inggris sekaligus pembimbing satu ku mengirimkan jadwal itu di WA. Aku bingung, kaget, mau ketawa campur jadi satu. Huh, rasanya nano nano campur pokoknya. Siang menjelang sore kami pun pamit. Aku sedang pulang dan tidak di asrama. Hujan turun dengan derasnya sejak perbatasan Jombang-Nganjuk.  Kami sempat berhenti beberapa kali dan melanjutkan perjalanan saat hujan sedikit reda. Namun, karena terlanjur basah ya sudah lanjut saja. Lumayan dingin dan membeku saat harus kehujanan dari Jombang sampai Mojokerto. Tapi kami senang bisa bermain-main dengan air yang turun dari langit. Ada lagi yang lucu. Ketika melewati genangan air ada gerombolan anak kecil di pinggir jalan. Aku yang saat itu jadi driver terlanjur melaju kencang sampai anak-anak kecil itu terkena genangan air. Aduh,, maaf dek gak sengaja. Sampai di rumah seperti mati rasa, Cuma dingiiiiiinn.
Karena itulah aku harus ngebut tiap hari. Tiap pagi berangkat ke kampus dan pulang sore hari. Di rumah setelah magrib harus ngebut lagi sampe tengah malam sampai ketiduran dengan laptop masih menyala. Bolak-balik bimbingan dan rasanya resah. Saya harus menguasai materi baru yang nanti siap ditanyakan penguji. Alhamdulillah sedikit demi sedikit mulai memahami. Membenahi yang harus dibenahi dan rentetan lain-lainnya.
Ngantuk tak terasa sama sekali. Tubuhku seperti terbuat dari baja, kuat mengalahkan Gatotkaca. Proposal diserahkan tiga hari sebelum ujian. Tapi mau bagaimana lagi, aku belum selesai karena pergantian itu. Senin sempro, Sabtu aku masih bimbingan. Akhirnya Minggu aku menyerahkan proposal berharga. Syukurlah, dosen memberi toleransi. Hari Minggu itu aku terlihat cukup resah kata teman-temanku. Hal-hal kecil yang tak lucu aku ketawain sampai membuat suatu hal supaya lucu. Sungguh unforgettable moment.
Konsultasi PPT juga sudah. Malam saatnya membenahi. Ngebut lagi. Saking ngantuknya akhirnya aku tidur sebentar. Terbangun jam setengah sepuluh lalu salat Isya’. Persiapan buat besok sampai larut malam, sampai orang-orang terlelap dalam mimpi-mimpi. Hanya suara jangkrik dan katak bernyanyi yang  jadi pelengkap malam. Esoknya aku siap untuk memberikan performa terbaik. Pagi mau berangkat kok maag ini rasanya kambuh. Minum obat akhirnya. Alhamdulillah sehat dan kuat.
Alhamdulillah berjalan lancar meskipun banyak revisi. Tak apalah, revisi itu adalah saran yang diberikan pembimbing dan penguji agar nantinya skripsi itu bisa bagus. Yang lebih melegakan lagi aku tidak perlu mengulang dan lanjut terus dengan penelitan saat ini. Alhamdulillah ya Allah rasanya lega sekali. Doa dari ibu dan bapak mustajabah.  Semangat dari teman-teman THE JUNGLE turut memberikan energi positif yang luar biasa.
Aku teringat salah satu inspirator yang jauh disana. Ia mengatakan demikian :
“You must be the best, if you can’t be the best, you must be the first and if you can’t you must be different”

                Walaupun tak menjadi yang terbaik, setidaknya bisa menjadi yang pertama. Terima kasih inspirator.       

Comments