NEW
HISTORICISM
New
Historicism diciptakan oleh American critic Stephen Greenblatt yang bukunya Renaissance Self-Fashioning:
from More to Shakespeare (1980). Bagaimanapun juga kecenderungan serupa
bisa diidentifikasi dalam sebuah karya dengan bermacam-macam kritik yang
diterbitkan selama tahun 1970 an, sebuah contoh yang bagus dari J.W.Lever’s The
Tragedy of State: A Study of Jacobean Drama (diterbitkan oleh Methuen tahun
1971, dan diterbitkan kembali pada 1987 dengan kata pengantar oleh Jonathan
Dollimore).
Definisi
sederhana dari new historicism adalah metode yang didasarkan pada membaca
secara paralel dari teks-teks sastra maupun non sastra. Maka dari itu bisa
dikatakan bahwa new historicism menolak(paling tidak berpura-pura) untuk hak
istimewa pada teks sastra sebagai ganti sebuah karya sastra “bagian terdepan”
dan sebuah sejarah”latar belakang”. Sebuah sejarah dari karangan baru yang secara khas akan menempatkan teks sastra
dalam bingkai dari teks non sastra. Jadi inovasi utama Greenblatt dari sudut
pandang pembelajaran sastra mendekatkan
pada periode Renaissance dengan menakutkan mengikuti semua kekuatan utama Eropa
pada era tersebut (Hugh Grady, in The Modernist Shakespeare). Greenblatt sendiri memilih untuk mengambil
dokumen sejarah yang tepat yaitu sebagai anecdote. Louis Montrose, pada kalimat
pertamanya essainya kemudian didiskusikan : Saya akan menceritakan tentang
mimpi dari pemerintahan ratu Elizabeth bukan Shakespeare's A
Midsummer Night's Dream tetapi sebuah
mimpi dari Simon Forman pada 23 January 1597.
New and old historicism-some differences
Praktek
dari memberikan’equal weighting’ pada materi sastra dan non sastra adalah yang
pertama dan utama berbeda antara ‘new’ dan ‘old’ historicism. Sebagai representasi
dari old historicism kita dapat menyebutkan E.M.W. The Elizabethan World
Picture (1943) and Shakespeare's History Plays (1944), buku yang
melawan historicism yang sering menegaskan dirinya sendiri. Buku ini
menjelaskan kumpulan dari sikap mental (to society, to the deity, to the
created universe, etc.)
Kedua, perbedaan terpenting antara old dan new
historicism adalah new historicism memang masalah sejarah daripada sejarah yang
berpindah-pindah. Itu adalah hal yang menarik dalam sejarah sebagai
representasi dan catatan yang ditulis dalam dokumen, sebagai sejarah yang
berbentuk teks. Peristiwa-peristiwa sejarah, akan ditentang sampai hilang dan
tidak dapat diperoleh lagi.Penyatuan pada pilihan kali ini rekaman tekstual
masa lalu merupakan pengaruh deconstruction. New historicism menerima
menganggap bahwa tidak ada maksud di luar text.
What
new historicist critics do
1.
Mereka mendekatkan teks sastra dan non
sastra, membaca yang terdahulu dan menyoroti yang akan datang.
2.
Mereka mencoba sedemikian rupa
‘defamiliarise’ teks sastra resmi, melapaskannya dan mengumpulkan isi dari ilmu
pengetahuan tentang sastra sebelumnya dan melihat itu seperti sesuatu yang
baru.
3.
Perhatian mereka fokus pada isu dari
kekuatan pemerintah dan bagaimana merawatnya pada struktur patriarchal
keabadian, dan pada proses kolonialisasi dengan
mendampingi mind setnya.
4.
Mereka menjadi berguna dalam melakukan
sesuatu dari aspek-aspek pandangan post-structuralist, khususnya idea tau
gagasan Derrida yang sangat sesuai dengan realita kehidupan dan ide dari
Foucault mengenai struktur social sebagai penentu yang berpengaruh.
Comments
Post a Comment