Putih yang Tulus
Ketika
kita mendengar kata bunda, pasti yang pertama kali di benak kita adalah orang
yang melahirkan kita. Bunda adalah orang pertama yang tuhan pilih untuk menjaga
kita ketika kita takut akan lahir ke dunia. Dengan ketulusan dan kasih sayangnya
menghapus semua ketakutan kita akan kejamnya dunia. Sebelum kita lahir, ibu
sudah mengharapkan kelahiran kita, disaat terbangun orang yang selalu ada di
samping kita adalah ibu. Waktu kita berjalan dan terjatuh seorang ibu lah yang
selalu membangunkan kita dan memberi semangat kita agar tak menyerah meskipun
sering terjatuh. Hal itu biasanya akan terbawa sampi kita sudah dewasa, yaitu
jangan pernah menyerah meskipun sering terjatuh.
Kadang,
tingkah laku kita membuatnya kesal hingga akhirnya ia marah dan berbicara keras
pada kita. Kita pun kadang membalasnya dengan perkataan yang lebih keras.
Tahukah, disaat seperti itu ibu merasa sangat bersalah sudah membentak kita.
Tapi apakah kita juga merasa seperti itu bahwa kita juga sudah membentaknya. Namun,
sebetulnya dari hati seorang anak yang paling dalam ia juga merasa menyesal
telah membentak sang ibunda. Tapi ia tak tahu harus bagaimana karena jiwa
mudanya yang belum bisa menahan emosi, ia membalas bentakan sang bunda.
Biasanya ibunda akan mencari waktu yang tenang untuk berbicara sang anaknya.
Mungkin, ketika akan tidur ia mendatangi sang anak untuk mengobrol, meminta
maaf dan memberi nasehat bahwa sebetulnya ia sangat sayang pada anaknya. Ia
membentak karena ia sayang pada kita , anaknya ia tak ingin kita mengabaikan
wejangannya karena ia takut kita terluka. Orang tua jauh lebih mengetahui dunia
luar dari pada kita, karena mereka lebih dulu lahir ke dunia ini dan telah
banyak banyak sekali makan garam kehidupan.
Mungkin
kita sering menganggap bahwa aku lebih tahu dunia luar karena ini sudah era
modern, sedangkan orang tuaku, mereka tak tahu menahu tentang kehidupan di era
modern. Kita salah, mereka tahu bagaimana keras dan kejamnya dan dunia ini.
Beliau berusaha memberitahu kita dengan cara mereka. Tapi, terkadang kita
mengabaikan mereka karena rasa keakuan dalam diri kita yang menganggap kita
sudah tahu banyak hal.
Disaat
kita mulai dewasa dan jauh dari ibunda, mungkin sekolah, kerja ataupun ikut
suami, kita akan sangat merindukannya. Nasehat-nasehatnya, masakannya, belaian
lembut darinya. Mengapa kita hanya merasa seperti itu hanya ketika jauh
darinya? Itu karena kita sudah sangat banyak mendapat perhatian darinya, hingga
kita berpikir tanpa kita minta pun ia akan memberi kita semua itu. Dalam setiap
do’anya tak pernah lupa ia sebutkan nama kita di dalamnya, setiap saat ia akan
selalu ingat kita. Kini, seorang anak ketika telah menyadari betapa besar jasa
seorang ibu untuknya, ia akan selalu mendoakan sang ibunda setiap saat pula. Ia
berdo’a pada tuhan agar ibundanya selalu diberi kesehatan, kebahagiaan dan
keberkahan dalam hidupnya.
Comments
Post a Comment