Cintaku di Negeri MU




                   Mengejar Cinta di Negeri Manchester United

            Hari ini aku sangat lelah, menyelesaikan tugas dan mengikuti kegiatan. Tapi aku senang, aku bisa dapat banyak pengalaman dan menghabiskan waktu untuk hal- hal yang bermanfaat bagiku. Aku termotivasi oleh seseorang yang menurutku pantas disebut seorang motivator. Ku kenal dia di sebuah tempat les, awalnya aku tak mengenalnya bahkan tidak tahu karena kami tak satu kelas. Suatu saat guru les ku mengacak tepat duduk kami, aku dan kedua temanku yang biasanya kami selalu bertiga akhirnya terpisah juga. Disampingku duduk seorang anak laki- laki yang belum pernah ku ketahui sebelumnya. Ketika waktu pulang tiba, aku tiba- tiba merasa seperti pernah melihat anak laki- laki yang duduk di sampingku tadi. Akhirnya aku ingat, sepertinya aku pernah melihat wajah yang mirip dengan wajah itu dalam mimpi. Dari situ diam- diam aku mulai memperhatikan dia, dan ternyata dia juga melakukan hal yang sama. Aku tahu kalau dia juga begitu, ketika aku menulis sebuah status di facebook dia menulis seperti sebuah komentar, tapi komentar itu ia tulis di akun miliknya. Kami memang tidak pernah berbicara bahkan untuk sekedar tanya pun aku tak berani, begitupun dia.
            Aku mengaguminya karena dia pintar, taat beribadah dan sering memberi motivasi meskipun tidak secara langsung. Dia mengajari banyak hal seperti tidak mudah menyerah dan berani bermimpi. Yang paling ku ingat adalah kita harus mencoba walaupun gagal, setidaknya kita tak akan menyesal nantinya.Ketika dia harus menyelesaikan pendidikannya di universitas yang ada di luar kota rasanya berat sekali. Aku tak tahu kalau ternyata hari ini adalah hari terakhirnya les. Setiap hari aku berharap dia akan hadir, sekitar setengah bulan aku menunggunya aku baru tahu kalau dia sudah berangkat keluar kota. Sampai setahun setelah dia berangkat dia masih sering memberi motivasi bahkan ketika aku juga harus melanjutkan pendidikan di universitas. Ketika aku beberapa kali mengalami kegagalan dia tak henti- hentinya memberi dukungan dan motivasi lewat kata- kata motivasi di akun facebooknya.
            Suatu hari aku mengganti nama facebook ku, lalu ia menutup akun facebooknya karena mengira aku menutup akun facebook ku dan mulai dari situlah kami tak tahu kabar satu sama lain. Beberapa bulan  kemudian aku menemukan akun facebook barunya, dia memajang foto profile dengan seorang perempuan, dan betapa kecewanya aku mengingat semua tulisan- tulisannya yang menyatakan dia tidak mau pacaran, bahkan kalau ia update status tentang cinta, teman- temannya meledeknya habis- habisan. Ketika aku lulus dari perguruan tinggi, dan alhamdulillah mendapat beasiswa S2 ke Inggris. Sejak kecil aku memang mempunyai cita-cita untuk bisa bersekolah di negeri yang berjuluk The Black Country itu. Aku berjalan di bawah Big Ben yaitu jam raksasa yang ada Inggris bersama seorang temanku. Aku yang memang biasanya agak jahil, sekarang akan menjahili temanku dari Inggris itu.
                        ‘’ Michelle’’, ku panggil dia dan ku lempar dia dengan kertas. Dan betapa terkejutnya aku ketika Michelle menghindar dan seseorang disana menangkap kertas itu. Lebih terkejut lagi ketika aku tahu ternyata seseorang itu adalah Fadli. Ia menghampiriku sambil tersenyum.
            ‘’ Khadijah, ini kertasnya’’.
            ‘’ Loh, sampeyan??’’.
            ‘’ Iya, Khadijah sekarang sudah berhasil mewujudkan mimpi sekolah disini, kok masih pakai bahasa Jawa?. Ia bertanya dengan sedikit meledek.
            ‘’ Iya, saking kagetnya bahasa Jawanya keluar, hehe’’. Michelle pun tertawa karena kali ini aku tak tepat sasaran ketika menjahilinya dan ia pulang karena ada neneknya baru datang dari Belanda. Akhirnya aku jalan- jalan dengan Fadli dan bercerita banyak hal. Dia pun bercerita kalau fotonya dengan perempuan itu bukan pacarnya melainkan saudaranya. Alhamdulillah aku bisa bertemu dengannya kembali dan mendapat banyak motivasi darinya.

Comments