Dikutip dari berbagai sumber (About Hamlet)

Nanda Ruli Maulidiyah
English Literature
                                                                         HAMLET
         Bila kita membahas tentang unsur ekstrinsik, pasti berkaitan dengan latar belakang, tingkat pendidikan akademis, dan orang di sekitar sang pengarang). Begitu juga dengan drama Hamlet, karya ini juga tak lepas dari sang pengarang yaitu William Shakespeare. Seperti yang kita tahu William Shakespeare adalah pengarang hebat dari Inggris, tetapi ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa William Shakespeare bukan seorang penulis hebat. Tetapi ada juga sumber yang mengatakan bahwa William Shakespeare memang William Shakespeare. Mengapa hal itu bisa terjadi? Ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa  karya-karyanya baru dikenal tujuh tahun setelah kematiannya.
         Setelah dilakukan penelitian, pengamatan dan investigasi dari para pencari kebenaran, ditemukanlah beberapa kejanggalan. Misalnya, tidak ada catatan resmi di mana Shakespeare dinyatakan pernah menjadi siswa di Stratford Grammar School. Kemudian tidak ada juga siswa atau guru di sana yang mengklaim pernah menjadi teman sekelas atau pengajar Shakespeare. Lalu tidak begitu jelas kebenaran apakah dia pernah memiliki karier gemilang selaku aktor. Tetapi ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa William Shakespeare adalah  memang seorang penulis yang hebat.
          Drama Hamlet ditulis pada saat pergolakan agama, dan di bangun dari Reformasi Inggris, Katolik (abad pertengahan) dan Protestan (modern). Hantu itu menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang berada di api penyucian, dan mati tanpa upacara terakhir, dan upacara pemakaman Ophelia, yang bersifat Katolik,pengarang ingin mengangkat tata cara pemakaman secara katolik.Selain itu beberapa ahli telah mengamati bahwa balas dendam tragedy ini berasal dari negara-negara Katolik tradisional, seperti Spanyol dan Italia, dan mereka hadir kontradiksi, karena menurut doktrin Katolik tugas terkuat adalah untuk Tuhan dan keluarga. teka-teki Hamlet, kemudian, adalah apakah untuk membalaskan dendam ayahnya dan membunuh Claudius, atau untuk meninggalkan dendam kepada Allah. Apakah Hamlet, Pangeran Shakespeare dari Denmark itu sebenarnya orang Irlandia? Ini adalah pertanyaan, menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal Review of English Studies.
Para sarjana telah lama menyepakati bahwa William Shakespeare mendasarkan Hamlet-nya atas Amlethus, tokoh legendaris yang ditemukan dalam History of the Danes, sebuah saga yang ditulis sekitar tahun 1200. Nama Amlethus kemudian ditelusuri kembali hingga didapatkan kata Amlothi yang muncul dalam sebuah puisi karya pujangga Islandia, Snow bear, pada abad X atau XI. Akan tetapi, menurut Lisa Collinson, dari Pusat Studi Skandinavia di University of Aberdeen, akar sejarah Hamlet dapat dilacak melalui kisah Irlandia yang sebagai “Destruction of Da Derga’s Hostel.”Ditulis pada abad XI―namun berdasarkan bahan berasal dari abad VIII atau IX―kisah tersebut menceritakan seorang raja yang terbunuh dalam sebuah aula yang penuh dengan tokoh-tokoh luar biasa. Tiga tokoh yang terdapat dalam kisah ini antara lain Mael, Mlithi dan Admlithi.Begitu saya melihat Admlithi, pikir saya Hamlet,” kata Collinson.
Menurut penyelidikan etimologisnya, Admlithi of Erie menjadi Hamlet of Elsinore (Helsingør, dalam bahasa Denmark). Dalam konteks ini, Amlothi menurut Snow Bear merupakan perubahan dari nama Admlithi.
“Syair-syair Snow Bear yang berisi nama Amlothi secara tidak langsung telah terhubung pada sumber yang digunakan Shakespeare, History of the Danes karena keduanya sama-sama mengandung teks Nordic abad pertengahan,” kata Collinson.“Tapi kita bisa mengambil ini lebih lanjut dan mencocokkan Amlethus dan Amlothi dengan tokoh Gaelik bernama Admlithi,” tambahnya. Menurut Collinson, nama Gaelik digunakan oleh pelaut untuk menggambarkan lautan yang keras. “Meskipun tokoh Admlithi hanya memiliki peran kecil dalam kisah Irlandia itu, nama yang aneh memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai konteks. Pada awalnya, saya pikir itu digunakan oleh pelaut untuk merujuk pada fitur laut yang berbahaya, seperti pusaran air. Yang paling menarik bagi saya adalah gagasan bahwa versi nama Hamlet mungkin untuk menjelaskan seseorang ‘yang segila laut’ atau terancam oleh masalah di lautan,” kata Collinson.
Diduga kisah Hamlet dibuat berdasarkan legenda Amleth, yang dilestarikan kisahnya oleh sejarawan abad ke-13 Saxo Grammaticus dalam karya tulisnya Gesta Danorum sebagaimana kemudian diceritakan ulang oleh cendekiawan abad ke-16 François de Belleforest. Shakespeare mungkin juga adalah orang yang menggagas atau boleh jadi menulis (perkiraan) naskah awal dari drama zaman Elizabeth yang kemudian dikenal sebagai Ur-Hamlet.





Comments