Mengutip
2 pernyataan presiden kita yang pertama,
Bung Karno “ bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para
pahlawannya” dan “jas merah (jangan melupakan sejarah)” dapat kita simpulkan bahwa menghargai jasa para pahlawan
merupakan hal yang sangat penting. Melalui tangan merekalah kita bisa hidup
tenang dan nyaman seperti sekarang ini.
Jati diri atau
identitas sebuah bangsa bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa itu sendiri
yang menjadikan bangsa itu bisa dikenal di berbagai belahan dunia. Tak sedikit
bangsa-bangsa di dunia ini yang ingin seperti Indonesia, mempunyai banyak suku,
bahasa, budaya dan agama tetapi tetap bersatu jua. Itu semua tak luput dari
menerapkan nilai-nilai luhur bangsa yang sebelumnya sudah lebih dahulu
diterapkan oleh nenek moyang sebuah bangsa. Lagi-lagi dengan belajar sejarah
kita bisa menjaga identitas negara kita.
Bila sebuah
bangunan ingin menjadi kokoh dan kuat maka pondasi yang dibangun juga harus
kuat seperti sebuah negara. Suatu negara akan menjadi negara yang kuat dan tak
mudah goyah bila memiliki pondasi atau dasar yang kuat. Indonesia memiliki
dasar negara yaitu Pancasila. Pancasila adalah lima dasar yang dirumuskan oleh
pendiri-pendiri bangsa. Tidak mudah merumuskan dasar suatu bangsa karena harus
mengambil dari nilai-nilai luhur bangsa itu sendiri. Sudah sepatutnya kita
harus menghargai jasa-jasa para penyusun dasar negara ini.
Para pendahulu
bangsa ini ingin bangsa Indonesia menjadi negara besar dan kokoh sehingga untuk
merumuskan dasar negara itu perlu waktu yang lama. Kita harus menghargai proses
untuk menuju sebuah hasil. Tak hanya hasil yang harus dihargai tetapi juga
proses menuju hasil tersebut. Dalam mencapai sebuah hasil bila tak diiringi
proses yang serius, maka tak akan ada hasil dan itu layak untuk dihargai.
Peran generasi
muda untuk memajukan suatu bangsa sangatlah penting, kalau generasi muda sudah
lupa dengan sejarah bangsanya, siapa lagi yang akan menularkan sejarah pada
generasi selanjutnya. Ketika suatu bangsa sudah kehilangan sejarahnya maka
bangsa tersebut juga akan kehilangan jati dirinya. Kalau sudah seperti itu apa
yang bisa kita banggakan dari bangsa kita, begitu tidak menghargai jasa para
pahlawan-pahlawannya yang sudah berjuang.
Bagaimana kita
harus menghargai jasa para pahlawan kita, apakah kita harus menghafal semua
nama para pahlawan,biografi serta sejarah perjuangannya. Tentu hal itu akan
sulit bagi kita yang kurang senang menghafal. Tapi hal itu bisa dibantu apabila
kita senang membaca. Dengan membaca, tanpa menghafal kita akan tahu dan paham
sedikit demi sedikit. Membaca pun tak semua orang yang suka apalagi generasi
muda, jarang sekali diantara mereka yang mau membaca buku tentang sejarah
apalagi mempelajarinya secara mendalam. Lalu bagaimana kita akan mengetahui
sejarah bangsa kita bila sejarahnya saja kita tak ingin tahu. Ada seorang
profesor yang mengatakan bahwa jika kita ingin menghancurkan suatu bangsa lupakanlah
generasi mudanya pada sejarah bangsanya.
Membaca,kadang
membuat kita merasa jenuh dan bosan apalagi jika kata-katanya menggunakan
bahasa baku semua. Bagi sebagian orang mungkin apabila ditambah dengan
gambar-gambar akan lebih menarik untuk dibaca. Apakah hanya ditambah dengan
gambar, itu sudah cukup ampuh untuk menarik minat pembaca?
Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan
Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik,
tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.
Bahasa yang menarik akan lebih diminati pembaca, seperti menggunakan bahasa daerah, bahasa sehari-hari dan bahasa gaul. Dalam sastra kita tak hanya boleh menggunakan bahasa resmi saja tetapi kita juga boleh menggunakan bahasa tak baku/resmi karena dalam sastra kita bebas berkarya dan mengekspresikan ide-ide kita. Dengan kesempatan itu kita bisa menggunakan bahasa-bahasa yang unik untuk menghasilkan karya sastra yang bagus serta menarik minat pembaca. Selain itu kita juga harus paham siapa sasaran kita untuk membaca karya sastra tersebut. Misalnya untuk anak-anak, bahasa yang digunakan harus sesuai dengan umur mereka, tidak mungkin anak-anak diberi buku dengan bahasa yang tinggi dan tidak sesuai dengan umur mereka. Meskipun banyak bahasa yang bisa menjadi referensi bagi kita, orang Indonesia, tetapi kalau sasarannya untuk seluruh Indonesia jangan lupa untuk menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa daerah hanya untuk kalangan terbatas saja. Tapi untuk pengetahuan tidak masalah menyelipkan beberapa bahasa daerah pada sebuah karya sastra. Maka dari itu mengetahui sasaran juga salah satu faktor penting untuk kesuksesan karya sastra menembus pasar.
Bahasa yang menarik akan lebih diminati pembaca, seperti menggunakan bahasa daerah, bahasa sehari-hari dan bahasa gaul. Dalam sastra kita tak hanya boleh menggunakan bahasa resmi saja tetapi kita juga boleh menggunakan bahasa tak baku/resmi karena dalam sastra kita bebas berkarya dan mengekspresikan ide-ide kita. Dengan kesempatan itu kita bisa menggunakan bahasa-bahasa yang unik untuk menghasilkan karya sastra yang bagus serta menarik minat pembaca. Selain itu kita juga harus paham siapa sasaran kita untuk membaca karya sastra tersebut. Misalnya untuk anak-anak, bahasa yang digunakan harus sesuai dengan umur mereka, tidak mungkin anak-anak diberi buku dengan bahasa yang tinggi dan tidak sesuai dengan umur mereka. Meskipun banyak bahasa yang bisa menjadi referensi bagi kita, orang Indonesia, tetapi kalau sasarannya untuk seluruh Indonesia jangan lupa untuk menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa daerah hanya untuk kalangan terbatas saja. Tapi untuk pengetahuan tidak masalah menyelipkan beberapa bahasa daerah pada sebuah karya sastra. Maka dari itu mengetahui sasaran juga salah satu faktor penting untuk kesuksesan karya sastra menembus pasar.
Dalam perkembangan teknologi yang semakin
pesat karya sastra tak hanya dalam bentuk cetakan saja. Dulu karya sastra hanya
bisa dinikmati dengan cara membaca buku atau paling keras melalui pertunjukan
yaitu ludruk atau wayang. Ludruk dan wayang sekarang pun tak banyak yang
melestarikan, hanya orang tua,seniman atau komunitas tertentu yang benar-benar
beraliran tradisional yang bertahan untuk tetap melestarikannya. Di zaman
sekarang tak banyak generasi muda yang lebih memilih untuk menonton film-film
di bioskop dari pada harus menyaksikan pertunjukan wayang. Kita tetap bisa
menikmati pertunjukan wayang dan ludruk yang semakin pudar pesonanya melalui
siaran televisi yang mulai memunculkan dalang-dalang yang memperluas
keterampilannya seperti menggunakan bahasa Inggris tanpa harus meninggalkan
bahasa Indonesia.
Ludruk zaman
dahulu bahan banyolannya hanya itu-itu saja kebanyakan menggunakan fisik untuk
menjadi bahan banyolan seperti “hidungmu mancung tapi mancung kedalam”. Tapi
sekarang ada tayangan televisi yang mengemas acara seperti ludruk menjadi lebih
segar dengan para pemain yang lebih bervariatif. Variatif mulai dari pemain
hingga bahan banyolannya. Banyolannya tak hanya menggunakan fisik tetapi juga
hal-hal yang menjadi tren zaman sekarang atau bahkan menciptakan
istilah-istilah baru yang menjadi perbincangan banyak orang. Itu semua tak
lepas dari bahasa. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa-bahasa anak muda yang
tetap bisa digunakan oleh semua umur. Itu merupakan salah satu bentuk kreatifitas
yang patut diapresiasi karena melalui kreatifitas orang-orang tersebut karya
sastra yang dulunya hanya diminati orang-orang tua kini bisa dinikmati oleh
semua kalangan. Bahkan kaum muda yang dulunya enggan melihat budaya ludruk sama
sekali kini malah sangat menikmati pertunjukan tersebut.
Disaat sebuah
karya sastra sudah berhasil merebut hati para generasi muda sangat mudah untuk
menyebarluaskannya. Meskipun beraliran modern cerita yang dibawakan juga cerita
zaman dahulu atau sejarah yang menjadi kekayaan bangsa. Ketika orang sudah
menyukai sebuah pertunjukan pastilah dari mulut ke mulut akan bercerita apalagi
generasi muda akan sangat cepat menyebar. Mengutip perkataan bung Karno” seribu
orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”.
Melalui para generasi muda itulah karya sastra ini akan berkembang pesat
menjadi sebuah tren. Pengaruh generasi muda sangatlah besar dalam kemajuan
sebuah bangsa.
Bila generasi
muda mau belajar dan melestarikan berarti sejarah di negeri kita tak akan punah
begitu saja dan bangsa kita juga tak akan kehilangan jati dirinya. Generasi
muda mempunyai semangat yang besar dan pemikiran-pemikiran yang relatif lebih segar dibanding yang sudah tua. Tetapi
meskipun demikian generasi muda juga tak boleh melupakan atau meremahkan
golongan tua, karena dari golongan tua lah mereka bisa belajar banyak hal.
Mempelajari
sebuah karya sastra juga mempunyai banyak manfaat diantaranya jika ingin
menjadi seorang pemimpin, belajar dari sejarah akan sangat banyak membantu.
Mengapa bisa membantu karena ketika belajar sejarah kita bisa mencontoh hal-hal
baik yang telah dicatat oleh sejarah sedangkan hal-hal yang kurang baik tidak
kita lakukan seperti yang sejarah juga telah catat. Itulah sebabnya ada seorang
professor yang mengatakan bahwa jika kita ingin menghancurkan suatu bangsa maka
kita harus melupakan generasi mudanya pada sejarah bangsanya.
Misalnya bagi
seorang pemimpin yang tidak mempunyai
gambaran tentang kepemimpinan sebelumnya ia mungkin tak tahu politik apa yang
terjadi sebelumnya. Tapi jika tahu sejarah sebelumnya ia akan bisa sedikit atau
banyak mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi. Karena banyak manfaatnya maka kita harus
melestarikan sejarah dari bangsa kita. Seiring berkembangnya zaman dan semakin
majunya teknologi menciptakan karya sastra yang menarik menjadi lebih mudah seperti
membuat film. Kalau ada tayangan televisi ada yang membuat program baru seperti
program lawakan yang dikemas lebih fresh dengan bahan lawakan yang juga lebih
menggunakan proses berfikir itu pun masih dalam bentuk pertunjukan baik secara
on air maupun off air. Tetapi film menggunakan teknologi yang sedemikian rupa
lebih banyak dan canggih pasti akan menghasilkan suatu karya sastra yang lebih
diminati dan terutama untuk sarana edukasi. Seperti membuat kartun dengan
tokoh-tokoh yang unik akan lebih menarik anak-anak kecil untuk belajar.
Mereka akan
lebih tertarik dan menyukai gambar yang bisa bergerak dan berbicara dari pada
harus membaca atau melihat gambar.. Ingatan anak kecil masih tergolong tajam
dan akan diingat sampai ia dewasa nantinya. Maka dari itu menciptakan karya
sastra yang menarik akan membantu para genrasi penerus bangsa ini untuk terus
belajar dan memahami sejarah bangsanya. Bila sejak kecil mereka menyukai
sejarah maka ketika ia dewasa juga akan menyukai sejarah. Anak kecil akan terus
mencari suatu hal yang membuatnya tertarik. Cara untuk membuat mereka tertarik
mempelajari sejarah adalah juga dengan menciptakan suatu hal menarik sejak ia
kecil. Jika mereka tertarik maka mereka akan terus mencarinya dan secara tidak
langsung ia sudah mempelajari sejarah.
Dewasa ini
sudah banyak tayangan televisi yang menyajikan acara-acara yang sarat akan
edukasi meskipun belum semuanya menyajikan sejarah. Tetapi paling tidak
tayangan-tayangan televisi itu menampakkan nilai-nilai luhur, karena kita hidup
di Indonesia maka acara TV itu menyajikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
seperti tenggang rasa, ramah atau saling menyapa, menghormati satu sama lain
seperti yang ada dalam dasar negara kita,pancasila. Secara tidak langsung itu
juga mempelajari sejarah, sejarah yang ditorehkan nenek moyang kita terdahulu yang
sampai sekarang kita bisa mencontohnya. Orang Indonesia terkenal dengan keramah
tamahannya di dunia, hal itu juga tak luput dari peran nenek moyang bangsa
kita.
Anak-anak kecil
yang menonton acara seperti itu akan tahu bahwa bangsanya mempunyai kebiasaan
yang tak dimiliki oleh negara lain yakni ramah. Secara tidak langsung tanpa
harus memaksa mereka untuk mempelajari sejarah, mereka sudah belajar dengan sendirinya.
Ketika mereka pergi ke luar negeri mereka akan membawa kebiasaan baik itu dan
orang lain pasti akan menyambut baik orang yang mempunyai sifat ramah. Semua
itu juga berkat mereka mempelajari sejarah, mereka tahu bahwa nenek moyang
mereka mempunyai sifat ramah itu dan menunjukkannya pada dunia hingga bangsa
yang dikenal dengan negeri seribu budaya ini mempunyai satu ciri khas yaitu
ramah sehingga banyak yang suka bila bertemu orang atau datang ke Indonesia.
Orang akan baik dengan kita bila kita bisa bersikap ramah kepada mereka,
bayangkan bila kita bertemu orang yang kita kenal tapi tidak menyapa pasti
tidak akan sebaik dengan orang yang menyapanya. Itulah manfaat pentingnya
mempejari sejarah.
Film dengan
objek gambar manusia dan bukan hanya kartun bisa juga dibuat semenarik mungkin.
Film yang berlatar belakang sejarah yang dikemas untuk usia anak-anak juga akan
diminati. Tak hanya anak-anak yang menyukai tetapi juga orang tuanya karena
mereka ingin mengajarkan hal-hal baik dan sejarah untuk anak-anak mereka tanpa
harus memaksa harus melakukan hal baik. Kerajaan-kerajaan atau cerita rakyat
nusantara juga sejarah, tak hanya tentang kemerdekaan saja karena sebelum
Indonesia merdeka kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia tersebut sudah ada
dan merupakan cikal bakal atau awal-awal akan munculnya Indonesia.
Bangsa ini tak
pernah mengajarkan kita untuk tidak menghargai dan acuh pada bangsa yang
terkenal dengan pulau-pulau indahnya. Cinta pada negeri sendiri adalah sebuah
keharusan karena itu akan memunculkan rasa nasionalisme pada diri kita. Tetapi
rasa nasionalisme yang harus kita tanamkan adalah nasionalisme yang tidak
cauvinis karena sikap cauvinis adalah terlalu menganggap bangsa atau sukunya
lebih baik dari segalanya atau bisa dibilang merendahkan bangsa lain. Sikap
seperti itu juga tidak baik karena akan menimbulkan sikap sombong dan bangsa
lain yang direndahkan akan tidak suka dengan bangsa kita yang terlalu
menyombongkan diri.
Sudah
sepatutnya sejarah bangsa ini dijaga dengan baik oleh warga negara ini. Melalui
karya sastra yang dipentaskan dan dengan dibantu teknologi yang serba canggih
akan semakin menambah keunikan serta nilai jual karya sastra tersebut sehingga
diminati banyak orang dan sejarah bisa tetap terjaga sepanjang masa.
Comments
Post a Comment